TIKTOK BUKAN STANDAR HIDUP

Di era digital saat ini, TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang paling digemari, terutama di kalangan remaja. Dengan konten-konten yang menarik, musik yang catchy, serta tantangan viral yang terus bergulir, aplikasi ini memberikan hiburan dan kreativitas tanpa batas. Namun, ada satu hal penting yang harus disadari oleh para pengguna, khususnya pelajar: TikTok bukan standar hidup.

Banyak dari kita yang mulai membandingkan diri dengan apa yang kita lihat di TikTok. Gaya hidup mewah, penampilan fisik sempurna, hingga pencapaian yang tampak luar biasa seringkali membuat kita merasa kurang, bahkan tidak berharga. Padahal, konten-konten tersebut hanyalah potongan kecil dari kehidupan seseorang—yang belum tentu mencerminkan kenyataan sebenarnya.

Standar hidup bukan ditentukan oleh jumlah likes atau followers, melainkan oleh nilai, karakter, dan usaha nyata dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi pelajar yang jujur, rajin, berprestasi, dan berakhlak baik jauh lebih berharga daripada menjadi viral sesaat.

TikTok bisa menjadi media belajar dan berekspresi jika digunakan dengan bijak. Namun jika menjadikan TikTok sebagai tolok ukur kebahagiaan, kesuksesan, bahkan identitas diri, maka kita sedang menjerumuskan diri ke arah yang salah.

Mari bijak dalam bermedia sosial. Gunakan TikTok untuk hal yang positif—menyebarkan kebaikan, berbagi ilmu, atau menginspirasi sesama. Namun ingatlah selalu: hidupmu jauh lebih berarti daripada apa yang tampak di layar. Jangan biarkan dunia maya mengaburkan tujuan dan jati dirimu yang sesungguhnya.


Komentar